Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

TEMPAT RUH DIDALAM BADAN

Tempat ruh manusia, ruh kehidupan, di dalam badan ialah dada. Tempat ini berhubung dengan pancaindera dan deria-deria. Urusan atau bidangnya ialah agama. Pekerjaannya ialah mentaati perintah Allah . Dengan peraturan-peraturan yang ditentukan-Nya, Allah memelihara dunia nyata ini dengan teratur dan harmoni. ruh itu bertindak menurut kewajiban yang ditentukan oleh Allah, tidak menganggap perbuatannya sebagai perbuatannya sendiri kerana dia tidak berpisah dengan Allah. Perbuatannya daripada Allah; tidak ada perpisahan di antara ‘aku' dengan Allah di dalam tindakan dan ketaatannya.  “Barangsiapa percaya akan pertemuan Tuhannya hendaklah mengerjakan amal salih dan janganlah ia sekutukan sesuatu dalam ibadat kepada Tuhannya”. (Surah Kahfi, ayat 110). Allah adalah esa dan Dia mencintai yang bersatu dan satu. Dia mahu semua penyembahan dan semua amal kebaikan, yang Dia anggap sebagai pengabdian kepada-Nya, menjadi milik-Nya semata-mata, tidak dikongsikan den...

CEBURU MENURUT SUFI ( BAGIAN II )

Dalf Asy-Syibli pernah ditanya.”Kapan kamu beristirahat ?” “Jika saya tidak melihat orang yang mengingatnya” jawabnya. Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq pernah menyampaikan sabda Nabi SAWW tentang tabiat beliau kepada seorang pasukan berkuda dari suku badui yang mengundurkan diri, lalu beliau mengijinkannya. “Semoga Alloh memanjangkan usiamu,” kata Baduwi, “dari suku manakah kamu?” Seseorang dari Quraisy” jawab Nabi SAWW. Para sahabat yang mendengar menjadi marah dan langsung menghardiknya, “Celakalah kamu sampai kamu tidak tahu Nabimu” Menurut Ustadz Abu Ali Ad-Daqaq jawaban Rasul yang berbunyi “S eseorang dari Quraisy”  adalah suatu gambaran tentang kecemburuan. Jika tidak, maka bagi setiap muslim wajib mengetahui RasuluLloh SAWW. Alloh kemudian menjadikan lisan para sahabat untuk memperkenalkan Beliau kepada orang baduwi.  Sementara menurut sebagian ulama Sufi, cemburu adalah termasuk sifat sufi pemula. Sesunguhnya orang yang mengesakan tidak dapat menyaksikan...

CEMBURU MENURUT SUFI Bagian I

Alloh berfirman : قل   انّماحرّم   ربّي   الفواحش   ما   ظهر   وما   بطن “Katakanlah  ,  Tuhanku mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak ataupun yang tersembunyi”.  (QS Al-A’raf 33) RasuluLlah SAWW bersabda : ما   احد   اغير   من   الله   تعالى   ومن   غيرته   حرّمالفواحش   ما   ظهر   منها   وما   بطن “Tiadalah seseorang yang lebih cemburu dari Alloh. Termasuk kecemburuannya adalah mengharamkan perbuatan yang keji baik yang tampak maupun yang tersembunyi”. Sabda Beliau yang lain : انّ   الله   يُغار   وإنّ   المؤمنين   يغار   وغيرة   الله   تعالى   أنيأتي   العبد   المؤمن   ما   حرّم   الله   تعالى   عليه “sesungguhnya Alloh cemburu dan orang mukmin cemburu. Kecemburuan Alloh adalah jika seorang hamba yang beriman melakukan perbuatan yang diharamkan Alloh Ta’ala”...

7 KALIMAT THAYYIBAH

7 Kalimat Thayyibah Makna Kalimat Thayyibah Kalimat Thayyibah mengandung arti baik atau kebaikan. Dalam Alquran surat Ibrahim Allah memberikan tamsilan tentang kalimat thayyibah dengan perumpamaan sebuah pohon "Tidakkah kamu memahami bahwa Allah telah menggelar perumpamaan “Kalimat Thoyyibah” itu seperti “Syajaroh Thoyyibah”. Akarnya kokoh dan puncaknya di langit. Ia memberikan manfaatnya setiap saat, dan Allah menggelar perumpamaan itu bagi manusia, agar mereka mengambil pelajaran". (QS,14 : 25). Kalimat thayyibah mengandung arti kalimat-kalimat yang baik yang berisi tentang ungkapan zikir kepada Allah. Karakateristik kalimat thoyyibah sebagaimana dalam surat Ibrahim di atas mengandung tiga unsur pokok yaitu: Pokok (akar)nya terhunjam kokoh di bumi, Puncaknya di langit, mendatangkan manfaat setiap saat, sepanjang waktu. Tujuan zikir sebagai kalimat thayyibah ialah untuk ingat akan kebesaran Allah, di mana bila kita mengingatkan kebesaranNya, maka seseorang akan mera...

Karunia Hidayah

Siapapun di dunia ini hanya akan menjaga dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dianggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya tidak berharga. Semakin bernilai dan semakin berharga suatu benda, maka akan lebih habis-habisan pula dijaganya. Ada yang sibuk menjaga hartanya karena dia menganggap hartanyalah yang paling bernilai. Ada yang sibuk menjaga wajahnya agar awet muda, karena awet muda itulah yang dianggapnya paling bernilai. Ada juga yang mati-matian menjaga kedudukan dan jabatannya, karena kedudukan dan jabatan itulah yang dianggap membuatnya berharga. Tapi ada pula orang yang mati-matian menjaga hidayah dan taufik dari-Nya karena dia yakin bahwa hidup tidak akan selamat mencapai akhirat kecuali dengan hidayah dan taufik dari ALLOH yang Mahaagung. Inilah sebenarnya harta benda paling mahal yang perlu kita jaga mati-matian. Betapa nikmat iman yang bersemayam di dalam kalbu melampaui apapun yang bernilai di dunia ini. Karenanya, sudah sepantasnya dalam mencari ...

TENTANG TAQWA

Jika taqwaku bisa ditimbang, berapa beratku? Jika taqwaku bisa diukur, berapa panjangku? Jika taqwaku bisa diraba, berapa skala roughnessku? Jika taqwaku bisa diberi warna, hijau kuning biru kah aku? Jika taqwaku bisa dipandang mata, bulat atau kotakkah aku?

I’TIKAF

Saat I’tikaf telah menjelang datang sambutlah dengan segala syukur karena I’tikaf menjadikan malammu seperti siang saatnya Induk mengerami telur I’tikaf adalah gua khalwatmu seperti kepompong menyembunyikan penghuninya agar bermetamorfosis sebagai kupu-kupu setelah menjalani takdir berpuasa I’TIKAF-mu adalah jalan tapi jalanmu bukanlah tujuanmu…

KETEGUHAN BENTENG TAKDIR

3: KETEGUHAN BENTENG TAKDIR KEKUATAN SEMANGAT (AZAM, CITA-CITA, IKHTIAR) TIDAK BERUPAYA MEMECAHKAN BENTENG TAKDIR. Kalam Hikmat yang pertama menyentuh tentang hakikat amal yang membawa kepada pengertian tentang amal zahir dan amal batin. Ia mengajak kita memerhatikan amal batin (suasana hati) berhubung dengan amal zahir yang kita lakukan. Sebagai manusia biasa hati kita cenderung untuk menaruh harapan dan meletakkan pergantungan kepada keberkesanan amal zahir. Hikmat kedua memperjelaskan mengenainya dengan membuka pandangan kita kepada suasana asbab dan tajrid. Bersandar kepada amal terjadi kerana seseorang itu melihat kepada keberkesanan sebab dalam melahirkan akibat. Apabila terlepas daripada waham sebab musabab baharulah seseorang itu masuk kepada suasana tajrid.   Dua Hikmat yang lalu telah memberi pendidikan yang halus kepada jiwa. Seseorang itu mendapat kefahaman bahawa bersandar kepada amal bu...